—First Time
“Hi!” sambut Brielle dengan semangat saat membuka pintu untuk sang pacar yang berkata akan datang ke apartnya.
Pintu terbuka, manik mata Brielle menangkap sesosok postur tinggi yang tengah berdiri. Satu hal yang belum pernah Brielle lihat sebelumnya, Maven terlihat sangat lelah.
“Hey, masuk terus duduk gih,” tak tega melihat pacarnya terus berdiri akhirnya ia mempersilakan Maven untuk masuk dan duduk dulu. Dan ia sendiri pergi mengambil minum untuk Maven.
Sekarang keduanya tengah duduk di sofa yang ada di apart Brielle. Ruangan apart yang ditempati Brielle tidak terlalu luas namun tidak sempit juga. Menurut Brielle, ini sangat pas untuk dirinya yang tinggal sendiri.
“Sini dong duduk, jangan berdiri di situ mulu, klo mau liatin dari dkt aja,” ucap Maven yang menyadari sedaritadi Brielle hanya berdiri, sambil menatapnya.
Brielle tersenyum menanggapi perkataan Maven, ia tidak menolak, tidak protes karena perkataan Maven memang benar adanya.
“Kamu ganteng,” puji Brielle sambil berjalan untuk duduk disamping Maven.
“Aku tau,” Maven membalas sembari melingkarkan tangannya di pinggang Briella yang baru saja duduk. Kepalanya ia senderkan ke bahu Brielle juga. Brielle tidak menolak, karena ia tahu Maven sedang butuh dia.
“Cape banget ya? klo beban kamu banyak bagi ke aku aja ya, aku pasti dengerin dan aku bantu sebisa aku.”
Maven menggelengkan kepalanya kecil di dalam pelukan Brielle. Brielle yang tahu Maven butuh waktu pun akhirnya mengelus surai kepala Maven dengan pelan.
“Gapapa klo blm mau, pasti kamu juga butuh waktu.”
“Aku cerita nanti ya, lamaan dulu kayak gini. Soalnya aku ga pernah bisa kayak gini sama kamu jadi aku mau lamaan.”
“Iya gapapa, sini.” Brielle menyuruh Maven untuk masuk ke dekapannya lebih dalam lagi. Maven menurut saja dan langsung menutup matanya. Nyaman, itu yang dirasakan oleh Maven di dalam pelukan Brielle. Brielle juga senantiasa mengelus kepala Maven dengan lembut yg menambah kesan nyaman untuk Maven rasakan.